- Mapping
- Drilling
- Logging
- Parlindungan Hasibuan
- Sarno
- Mahfud
- Viky
- Luky
KOMPAS.com — Satu pulau kecil di Kepulauan Aleutian, wilayah Amerika Serikat, memiliki keunikan karena merupakan titik paling timur sekaligus paling barat di Amerika Serikat. Tak hanya itu, pulau tersebut unik karena punya tujuh gunung, sesuai arti namanya, Semisopochnoi.
Bukan sembarangan jika pulau itu dinamai demikian. Sebab, pulau ini memang memiliki tujuh gunung. Puncak gunung tersebut adalah Cerberus, Sugarloaf, Lakeshore Cone, Anvil, Pochnoi, Ragged Top, dan Three-quarter Cone.
Wilayah tertinggi di pulau tersebut adalah Anvil yang memiliki tinggi 1.221 meter. Gunung Api Cerberus setinggi 774 meter dan wilayah vulkaniknya tumbuh dari dasar laut.
Aktivitas vulkanik yang paling terdokumentasikan adalah Cerberus. Erupsi besar gunung tersebut terjadi terakhir pada tahun 1873. Sementara itu, erupsi terakhir yang terjadi di pulau ini adalah erupsi Sugarloaf, tahun 1987.
Berjarak 2.050 kilometer dari wilayah Anchorage, Alaska, pulau ini tidak memiliki mamalia darat asli. Semisopochnoi sangat penting perannya sebagai tempat bersarang alami bagi burung-burung di wilayah Pasifik Utara.
Populasi burung di wilayah ini pernah terancam karena introduksi rubah arktik sejak abad ke-19 untuk dimanfaatkan bulunya. Pada tahun 1997, dua rubah arktik terakhir telah dipindahkan agar burung mendapat tempat lebih aman.
Sebagai bagian dari Alaska Maritime National Wildlife Refuge (AMNWR), pulau ini sekarang mendukung penyelamatan lebih dari seribu burung, terutama burung auklet.
http://sains.kompas.com/read/2010/12/30/18320175/Satu.Pulau.Kecil.Punya.Tujuh.Gunung
KOMPAS.com - Tim arkeolog dari Universitas Tel Aviv menemukan fosil manusia tertua di dunia yang diperkirakan berusia 400.000 tahun. Fosil terdiri dari delapan buah gigi tersebut sebenarnya sudah ditemukan pada 2006, namun analisa untuk mengetahui umurnya baru dilakukan tahun ini. Fosil gigi tersebut ditemukan di Gua Qesem, Rosh Ha'Ayin, Israel.
"Satu gigi ditemukan di lapisan gua yang kira-kira sudah berusia 400.000 tahun, sementara gigi lain ditemukan di bagian yang usianya kurang lebih 200.000 tahun," papar Avi Gopher, pimpinan penelitian ini.
Menurut Gopher, fosil gigi ini merupakan fosil Homo Sapiens yang pernah ada. Usia 400.000 tahun yang dimiliki fosil gigi ini mengalahkan fosil dari Afrika berusia 200.000 tahun, yaitu fosil yang selama ini dipercaya fosil tertua. Dilihat dari umurnya, diperkirakan fosil gigi tersebut berasal dari zaman Pleistocene Tengah.
Penemuan ini, kata Gopher, bisa membuka pertanyaan baru tentang asal-usul umat manusia. Dengan hasil penelitian ini, manusia bisa jadi bukan berkembang dari Afrika seperti yang selama ini dikenal sebagai teori "Out of Africa", tetapi berkembang dari Timur Tengah, tempat fosil gigi ini ditemukan.
Hasil penemuan dan analisis umur fosil gigi ini kemudian dipublikasikan di American Journal of Physical Anthropology. Saat ini, penggalian di Gua Qesem terus dilakukan.
"Ini berfungsi untuk menguak temuan tambahan lain yang bisa mengkonfirmasi temuan saat ini dan memahami evolusi manusia," kata Gopher.
Bersama fosil tulang gigi ini, lanjut dia, ditemukan pula serpihan peralatan batu yang digunakan untuk memotong daging dan peralatan lainnya. Temuannya menjadi bukti hubungan sosial manusia saat itu yang sudah mengenal perburuan, kebiasaan memotong dan membagi daging hewan serta pembuatan api.
SUMBER : AFP, DAILYMAIL
http://sains.kompas.com/read/2010/12/29/11575024/Fosil.Manusia.Tertua.Ditemukan.di.Israel
KOMPAS.com — Selama bertahun-tahun, astronom tak tahu apa pun tentang apa yang terjadi selama "masa kegelapan" alam semesta. Masa itu adalah sebuah periode antara big bang yang diperkirakan terjadi 13,7 miliar tahun yang lalu dengan terciptanya bintang-bintang pertama di semesta.
Namun, kini sedikit pencerahan datang dari hasil penelitian ilmuwan Cambridge University, Inggris, dan California Institute of Technology, AS. Mereka menemukan sisa bintang-bintang pertama yang tercipta beserta bukti ledakan sebuah bintang yang berupa awan gas.
Profesor Max Pettini dari Cambridge Institute of Astronomy yang terlibat dalam riset itu mengatakan, "Kami telah secara efektif melacak apa yang terjadi di 'masa kegelapan' dengan menggunakan cahaya yang diemisikan sebuah kuasar."
Ia melanjutkan, "Kita menemukan sejumlah kecil elemen yang ada di awan gas sisa ledakan salah satu bintang pertama itu terdapat dalam proporsi yang sangat berbeda dengan proporsi relatif yang dijumpai pada bintang saat ini."
Pettini mengatakan, rasio karbon dan besi yang terdapat pada awan gas tersebut 35 kali lebih besar daripada yang terdapat di matahari. Sementara hal itu juga menunjukkan bahwa awan gas diakibatkan oleh ledakan sebuah bintang yang ukurannya 25 lebih besar dari matahari.
Pettini yang merupakan peneliti di Cambridge Institute for Astronomy menjelaskan, "Ini (awan gas) adalah fosil yang bisa memberitahukan pada kita jejak yang hilang pada masa awal pembentukan semesta."
Ia mengatakan, bintang pertama itu memberikan kunci bagaimana semesta berevolusi dari lingkungan yang kaya hidrogen dan helium menjadi lingkungan yang kaya elemen oksigen, karbon, dan besi.
http://sains.kompas.com/read/2011/01/06/16405497/.quot.Fosil.quot..Bintang.Petunjuk.Evolusi.Semesta