Rabu, 19 Januari 2011

Terowongan "Kiamat" di Tanah Swiss

SWISS, MINGGU — Laboratorium berupa terowongan sepanjang 27 kilometer, 91 meter di bawah tanah Swiss, disebut sebagai penemuan terbesar abad ini. Large Hadron Collider (LHC) akan merekayasa ulang penciptaan bumi, tapi terowongan ini bisa meledak, bahkan menghancurkan bumi.

LHC yang berada di bawah pegunungan Alpen, perbatasan Swiss dan Perancis, merupakan percobaan fisika terbesar di dunia. Biaya konstruksi untuk pembangunan fasilitas ini mencapai 8,8 miliar dollar ASn yang didanai oleh European Organization for Nuclear Research (CERN) bekerja sama dengan ribuan universitas dan laboratorium di seluruh dunia.

CERN akan mereka ulang terbentuknya Tata Surya beberapa detik setelah Big Bang (ledakan dahsyat). Selama ini Big Bang diyakini sebagai teori terbentuknya jagad raya secara instan. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta berasal dari kondisi superpadat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.

Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem Tata Surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.

Kini LHC akan menguji coba bermacam prediksi fisika berenergi tinggi dengan melemparkan tembakan proton berkecepatan tinggi. Tapi, kritikus menilai, LHC yang mampu mempercepat partikel hingga 99,99 persen kecepatan cahaya dapat memunculkan panas triliunan derajat. Selain itu, juga bisa menimbulkan apa yang disebut lubang hitam yang bisa menelan bumi.

Ketakutan ini berujung pada gugatan ke European Convention of Human Rights terhadap 20 negara, termasuk AS, yang mendanai proyek itu. Apakah kita perlu khawatir? “Sama sekali tidak,” kata Stephane Coutu, profesor fisika dari Universitas Pennsylvania, AS.

“Bumi berulang kali dibombardir energi kosmik dari angkasa, beberapa di antaranya menyerap ribuan tabrakan partikel lebih hebat dari yang dihasilkan oleh LHC,” tambahnya. Ketakutan pada munculnya lubang hitam itu menyebabkan LHC disebut sebagai Mesin Kiamat atau Mesin Bing Bang seperti teori mengenai penciptaan jagad raya.

Apa itu LHC itu dan bagaimana penembakan partikel bisa menjelaskan terbentuknya jagad raya? Pemacu partikel paling besar yang pernah dibuat manusia itu terdiri dari terowongan bawah tanah sepanjang 27 kilometer. Coutu menjelaskan, proton akan dibenturkan melalui terowongan hingga bertabrakan dan terpecah menjadi bagian lebih kecil. Detektor partikel di sepanjang terowongan akan menganalisa hasil tabrakan itu.

“Hasil akhir dari tabrakan partikel itu dapat menyediakan pemahaman baru bagaimana partikel berinteraksi dan bisa menjelaskan hasil dari proses partikel setelah terjadinya Big Bang saat pembentukan jagad raya,” jelasnya.

Kemungkinan lain adalah bisa mengamati Higgs Boson sebagai hasil dari tabrakan partikel itu. Higgs Boson merupakan partikel misterius yang secara hipotesis diprediksikan ada dalam standar model fisika partikel, tapi tidak pernah diisolasi secara eksperimen.

Higgs boson yang diperkirakan menyediakan massa ke partkel lain dan kadang-kadang disebut sebagai partikel Tuhan, bisa sebagai kunci untuk mengetahui mengapa hal itu bisa terjadi. Verifikasi mengenai keberadaannya akan menjadi terobosan di fisika partikel.

“Hal lain dari data eksperimen LHC akan memberi petunjuk peningkatan kehidupan sehari-hari kita. Metode komputasi untuk memproses dan menganalisa data yang sangat besar ini akan segera dibuat. Hal itu akan dilakukan di luar laboratorium,” kata Coutu lagi.

Tapi ilmuwan masih harus sabar memanen data itu. Karena mesin ini baru akan dijalankan lagi pada akhir 2009 nanti. LHC sudah dinyalakan pada September 2008, tapi dimatikan enam hari kemudian karena mengalami masalah teknis.
Penundaan itu diakibatkan kerusakan pada magnet superkonduktor yang menyebabkan bocornya 6 ton helium cair super dingin ke dalam terowongan itu. LHC sendiri diyakini bisa memecahkan berbagai pertanyaan manusia selama berabad-abad mengenai terciptanya jagad raya kita.

Sabtu, 15 Januari 2011

Satu Pulau Kecil Punya Tujuh Gunung

KOMPAS.com — Satu pulau kecil di Kepulauan Aleutian, wilayah Amerika Serikat, memiliki keunikan karena merupakan titik paling timur sekaligus paling barat di Amerika Serikat. Tak hanya itu, pulau tersebut unik karena punya tujuh gunung, sesuai arti namanya, Semisopochnoi.

Bukan sembarangan jika pulau itu dinamai demikian. Sebab, pulau ini memang memiliki tujuh gunung. Puncak gunung tersebut adalah Cerberus, Sugarloaf, Lakeshore Cone, Anvil, Pochnoi, Ragged Top, dan Three-quarter Cone.

Wilayah tertinggi di pulau tersebut adalah Anvil yang memiliki tinggi 1.221 meter. Gunung Api Cerberus setinggi 774 meter dan wilayah vulkaniknya tumbuh dari dasar laut.

Aktivitas vulkanik yang paling terdokumentasikan adalah Cerberus. Erupsi besar gunung tersebut terjadi terakhir pada tahun 1873. Sementara itu, erupsi terakhir yang terjadi di pulau ini adalah erupsi Sugarloaf, tahun 1987.

Berjarak 2.050 kilometer dari wilayah Anchorage, Alaska, pulau ini tidak memiliki mamalia darat asli. Semisopochnoi sangat penting perannya sebagai tempat bersarang alami bagi burung-burung di wilayah Pasifik Utara.

Populasi burung di wilayah ini pernah terancam karena introduksi rubah arktik sejak abad ke-19 untuk dimanfaatkan bulunya. Pada tahun 1997, dua rubah arktik terakhir telah dipindahkan agar burung mendapat tempat lebih aman.

Sebagai bagian dari Alaska Maritime National Wildlife Refuge (AMNWR), pulau ini sekarang mendukung penyelamatan lebih dari seribu burung, terutama burung auklet.

http://sains.kompas.com/read/2010/12/30/18320175/Satu.Pulau.Kecil.Punya.Tujuh.Gunung

Inilah Planet Pertama di Luar Bima Sakti

WASHINGTON, KOMPAS.com — Untuk kali pertama, para ilmuwan menemukan sebuah planet di luar galaksi Bima Sakti, bukan hanya di luar tata surya. Selama ini, planet-planet asing di luar tata surya kita atau sering disebut planet ekstrasolar selalu ditemukan di dalam bagian galaksi Bima Sakti.

Namun, sebuah planet yang baru-baru ini terdeteksi diketahui berada di luar tepian galaksi yang mengorbit sebuah bintang yang tengah sekarat pada jarak 2000 tahun cahaya dari Bumi. Planet tersebut berukuran sedikit lebih besar dari Jupiter, planet terbesar di tata surya, dan sama-sama termasuk jenis planet gas panas.

"Penemuan ini sangat mengejutkan. Karena jaraknya yang sangat jauh, selama ini tidak ada planet-planet yang terdeteksi di galaksi lainnya," ujar Rainer Klement dari the Max Planck Institute of Astronomy, Kamis (18/11/2010). Yang lebih mengejutkan lagi, kepala ilmuwan yang meneliti planet tersebut adalah astronom asal Indonesia yang bekerja di the Max Planck Institute, Johny Setiawan.

Johny Setiawan dan timnya berhasil mendeteksi lokasi bintang dan planet tadi setelah memusatkan perhatian pada sebuah denyut gelombang di permukaan bintang akibat gaya gravitasi planet dan bintang yang sedang mengorbit. Mereka menggunakan teleskop yang dimiliki Laboratorium Selatan Eropa di Observatorum La Silla, Cile, yang dibangun di ketinggian 2.400 meter dan terletak sekitar 600 kilometer utara ibu kota Santiago.

Planet tersebut diberi nama HIP 13044 b. Sistem planet dan bintang tersebut diduga bagian dari arus helmi, sekelompok bintang yang tercerai-berai dari galaksi mini yang hancur setelah disedot galaksi Bima Sakti antara 6 dan 9 miliar tahun lalu. Planet dan bintang tersebut juga diperkirakan tengah bergerak ke arah Bima Sakti sebelum melebur.

Bintang merah raksasa

Bintang yang dikelilingi planet HIP 13044 b itu termasuk jenis bintang merah raksasa yang sedang memasuki fase kehancurannya. Ukurannya menggembung menjadi sangat besar karena hampir seluruh energi dari intinya telah dilepaskan. Planet menjadi sangat panas karena mengorbit dekat sekali dengan bintang tersebut.

Selain mengorbit sangat dekat, planet tersebut mengelilingi bintangnya dengan sangat cepat dan dalam periode 16 hari saja. Para ilmuwan pun memperkirakan umur planet tersebut tidak lama sebelum hancur menabrak bintangnya.

"Penemuan ini sangat menarik untuk melihat masa depan sistem tata surya kita karena Matahari juga diperkirakan akan menjadi bintang merah raksasa lima miliar tahun lagi," ujar Johny.

Fosil Manusia Tertua Ditemukan di Israel

KOMPAS.com - Tim arkeolog dari Universitas Tel Aviv menemukan fosil manusia tertua di dunia yang diperkirakan berusia 400.000 tahun. Fosil terdiri dari delapan buah gigi tersebut sebenarnya sudah ditemukan pada 2006, namun analisa untuk mengetahui umurnya baru dilakukan tahun ini. Fosil gigi tersebut ditemukan di Gua Qesem, Rosh Ha'Ayin, Israel.

Ini berfungsi untuk menguak temuan tambahan lain yang bisa mengkonfirmasi temuan saat ini dan memahami evolusi manusia.
-- Avi Gopher

"Satu gigi ditemukan di lapisan gua yang kira-kira sudah berusia 400.000 tahun, sementara gigi lain ditemukan di bagian yang usianya kurang lebih 200.000 tahun," papar Avi Gopher, pimpinan penelitian ini.

Menurut Gopher, fosil gigi ini merupakan fosil Homo Sapiens yang pernah ada. Usia 400.000 tahun yang dimiliki fosil gigi ini mengalahkan fosil dari Afrika berusia 200.000 tahun, yaitu fosil yang selama ini dipercaya fosil tertua. Dilihat dari umurnya, diperkirakan fosil gigi tersebut berasal dari zaman Pleistocene Tengah.

Penemuan ini, kata Gopher, bisa membuka pertanyaan baru tentang asal-usul umat manusia. Dengan hasil penelitian ini, manusia bisa jadi bukan berkembang dari Afrika seperti yang selama ini dikenal sebagai teori "Out of Africa", tetapi berkembang dari Timur Tengah, tempat fosil gigi ini ditemukan.

Hasil penemuan dan analisis umur fosil gigi ini kemudian dipublikasikan di American Journal of Physical Anthropology. Saat ini, penggalian di Gua Qesem terus dilakukan.

"Ini berfungsi untuk menguak temuan tambahan lain yang bisa mengkonfirmasi temuan saat ini dan memahami evolusi manusia," kata Gopher.

Bersama fosil tulang gigi ini, lanjut dia, ditemukan pula serpihan peralatan batu yang digunakan untuk memotong daging dan peralatan lainnya. Temuannya menjadi bukti hubungan sosial manusia saat itu yang sudah mengenal perburuan, kebiasaan memotong dan membagi daging hewan serta pembuatan api.

SUMBER : AFP, DAILYMAIL

http://sains.kompas.com/read/2010/12/29/11575024/Fosil.Manusia.Tertua.Ditemukan.di.Israel

"Fosil" Bintang Petunjuk Evolusi Semesta

KOMPAS.com — Selama bertahun-tahun, astronom tak tahu apa pun tentang apa yang terjadi selama "masa kegelapan" alam semesta. Masa itu adalah sebuah periode antara big bang yang diperkirakan terjadi 13,7 miliar tahun yang lalu dengan terciptanya bintang-bintang pertama di semesta.

Namun, kini sedikit pencerahan datang dari hasil penelitian ilmuwan Cambridge University, Inggris, dan California Institute of Technology, AS. Mereka menemukan sisa bintang-bintang pertama yang tercipta beserta bukti ledakan sebuah bintang yang berupa awan gas.

Profesor Max Pettini dari Cambridge Institute of Astronomy yang terlibat dalam riset itu mengatakan, "Kami telah secara efektif melacak apa yang terjadi di 'masa kegelapan' dengan menggunakan cahaya yang diemisikan sebuah kuasar."

Ia melanjutkan, "Kita menemukan sejumlah kecil elemen yang ada di awan gas sisa ledakan salah satu bintang pertama itu terdapat dalam proporsi yang sangat berbeda dengan proporsi relatif yang dijumpai pada bintang saat ini."

Pettini mengatakan, rasio karbon dan besi yang terdapat pada awan gas tersebut 35 kali lebih besar daripada yang terdapat di matahari. Sementara hal itu juga menunjukkan bahwa awan gas diakibatkan oleh ledakan sebuah bintang yang ukurannya 25 lebih besar dari matahari.

Pettini yang merupakan peneliti di Cambridge Institute for Astronomy menjelaskan, "Ini (awan gas) adalah fosil yang bisa memberitahukan pada kita jejak yang hilang pada masa awal pembentukan semesta."

Ia mengatakan, bintang pertama itu memberikan kunci bagaimana semesta berevolusi dari lingkungan yang kaya hidrogen dan helium menjadi lingkungan yang kaya elemen oksigen, karbon, dan besi.

http://sains.kompas.com/read/2011/01/06/16405497/.quot.Fosil.quot..Bintang.Petunjuk.Evolusi.Semesta